Gagak yang Memangsa Kambing

Elang tidak pernah tahu, kalau di bukit tempat tinggalnya ia memiliki pengagum. Setiap kali ia terbang, melayang, dan menukik, ada seekor gagak selalu mengawasinya. Gagak itu menyukai cara Elang terbang, dan menyambar mangsanya.

"Aku juga bisa seperti Elang. Sekali waktu, aku akan mencoba menyambar anak kambing." gumam Gagak.

"Selamat siang, Elang. Aku tetanggamu satu bukit," sapa Gagak ke Elang.

"Selamat siang juga Gagak. Ya, aku tahu kalau kita tinggal di bukit yang sama," jawab Elang sambil tersenyum padanya.

"Oh, ya? Tahu dari mana?," tanya Gagak yang heran sekaligus bangga.

"Aku terbang setiap hari, jadi aku tahu apa yang ada di bawah." jawab Elang.

Gagak pun tersenyum malu. Di dalam hatinya, ada perasaan bangga karena Elang memperhatikan dirinya.

"Elang, saat menukik dan menyambar anak kambing apakah kamu tidak merasa berat?" tanya Gagak.

"Tidak, aku sudah biasa melakukannya. Anak kambing yang lebih besar saja sudah pernah kusambar. Aku juga pernah menyambar dengan kecepatan tinggi, sehingga binatang buruanku tidak sempat menghindar." Elang bercerita.

"Oh, Gagak suka berburu juga?" tanya Elang.

"Iya. Aku sangat suka berburu," jawab Gagak berbohong.

Pada suatu kesempatan, di lembah ada anak kambing sedang mencari makan. Gagak telah memperhatikannya dari suatu pohon.

Oleh karena itu, Gagak segera terbang cepat. la pun merasa dirinya seperti elang. Cakarnya direntangkan, lalu menyambar anak kambing incarannya.

Tapi, sayangnya ia tidak bisa mengangkat buruannya. Kambing buruannya itu sangat berat. Kaki Gagak pun terlilit tali yang mengikat leher anak kambing.

Lalu datang penggembala yang terkejut mendengar anak kambingnya mengembik. Saat dilihatnya, seekor gagak menempel di punggung anak kambing.

Menyaksikan hal tersebut, pengembala pun marah. Gagak akhirnya segera ditangkap.

Pesan bijak:
Syukuri apa yang kamu punya, jangan berpura-pura, dan jadilah dirimu sendiri.